Tifus dapat
menular dengan cepat. Infeksi dan demam tifoid bisa terjadi ketika seseorang
mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi sejumlah kecil tinja, atau
yang lebih tidak umum, urin yang terinfeksi bakteri.
Pada
umumnya, inkubasi bakteri penyebab tipes (tifus) sekitar 7 sampai 14 hari. Ini
adalah durasi ketika bakteri mulai menginfeksi pertama kali ke jaringan tubuh hingga
muncul gejala pertama.
Selain itu,
kontak langsung dengan pengidap juga bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri Salmonella typhi.
Kasus Tipes (Tifus)
Pada tahun
2000, diperkirakan terdapat lebih dari 2,16 juta kasus tifus di seluruh dunia
dengan jumlah angka kematian sebesar 216.000 jiwa. Mirisnya, lebih dari 90 %
kasus kematian tersebut terjadi di Asia Tenggara.
Di negara
kita sendiri misalnya, kasus tipes diperkirakan mencapai sekitar 900.000 per
tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 setiap tahunnya. Sanitasi yang
buruk dan terbatasnya air bersih diduga menjadi penyebab tipes mudah menyerang
masyarakat tanah air.
Gejala Tifus Pada Anak-anak dan Orang
Dewasa Secara Umum
Gejala
penyakit typus umumnya akan muncul sekitar satu atau dua minggu setelah
seseorang terinfeksi bakteri Salmonella
typhi. Oleh karenanya, sangat penting bagi kita untuk mengetahui gejala
tipes sejak dini agar bisa melakukan pencegahan atau pengobatan secara optimal.
Apa sajakah gejalanya?
- Demam tinggi hingga mencapai suhu 39oC – 40oC. Pada minggu pertama demam akan mengalami naik-turun, sedangkan pada minggu kedua demam akan terus naik dan memburuk.
- Otot terasa sakit dan sering pegal-pegal.
- Munculnya sakit kepala yang tak tertahankan.
- Sering merasa lemas.
- Kelelahan berlebih.
- Hilangnya nafsu makan, kadang disertai mual.
- Pada anak sering mengalami diare (mencret), sedangkan orang dewasa justru mengalami kontipasi (susah bab).
- Munculnya ruam-ruam di kulit berupa bintik merah kecil.
- Sering merasa kebingungan. Ini ditandai dengan tidak tau sedang dimana dan apa yang terjadi sebenarnya.
Diatas
merupakan gejala tipes secara umum. Gejala tipes ini akan berkembang dari minggu
ke minggu, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Minggu pertama
- Demam. Awalnya tidak terlalu tinggi, kemudian secara bertahap meningkat dan mencapai suhu 39oC – 40oC.
- Sakit kepala berlebihan.
- Lemas dan kelelahan. Mirip gejala diabetes.
- Mengalami batuk kering.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sakit perut yang tak tertahankan.
- Munculnya diare atau sembelit.
- Ruam pada bagian kulit.
Minggu kedua
Jika tak
segera ditangani pada minggu pertama, maka kamu akan memasuki stadium kedua
dengan gejala lebih parah antara lain.
- Demam tinggi yang masih berlanjut, alias semakin parah.
- Diare atau sembelit parah.
- Penurunan berat badan secara drastis. salah satunya disebabkan karena hilangnya nafsu makan.
- Perut terasa sangat kembung.
Minggu ketiga
Memasuki
minggu ketiga kamu akan mengalami gejala tipes seperti berikut.
- Kamu mungkin akan lebih banyak mengigau dan kebingungan.
- Berbaring lemas dan kelelahan dengan mata setengah terbuka.
Minggu keempat
Ketika minggu
keempat gejala tipes khususnya demam agak membaik perlahan. Demam akan turun
kurang lebih selama seminggu hingga 10 hari. Namun gejala tipes yang semakin
parah akan muncul setelah dua minggu selanjutnya.
Kapan Harus Pergi ke Dokter?
Bersegaralah
periksakan diri ke dokter apabila anak atau kamu sendiri mengalami gejala tipes
(typus) seperti di atas, untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Biasanya untuk memastikan apakah seseorang terkena tipes atau tidak dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, antara lain:
- Hitung darah lengkap (CBC) akan menunjukan peningkatan sel darah putih, namun bisa juga normal dan bahkan lebih rendah.
- Kultur darah atau gall culture selama seminggu pertama demam, dapat menujukan bakteri S. typhi.
Adapun tes-tes
lain yang dapat menujukan typhoid fever antara
lain:
- Studi antibodi lgM/LgG anti S typhi.
- Jumlah trombosit, mungkin jumlah trombosit rendah.
- Kultur feses pada minggu kedua.
- ELISA, tes urine untuk mencari bakteri yang menyebabkan demam tifoid.
Vaksinasi Tifoid
Di Indonesia,
vaksinasi tifoid sebagai pencegahan tipes menjadi imunisasi yang dianjurkan
oleh pemerintah, namun belum masuk kedalam kategori wajib. Vaksin tifoid ini
diberikan di atas 2 tahun dan diulang secara bertahap tiap 3 bulan. Imunisasi
dilakukan dalam bentuk suntik balita dan dalam bentuk oral untuk anak di atas
usia 6 tahun.
Meski
demikian sama halnya dengan vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak mampu memberikan
perlindungan dari tipes 100 %. Anak yang sudah diimunisasi tifoid tetap saja
bisa terkena infeksi bakteri tersebut. Namun, infeksi anak yang sudah diberikan
vaksin tidak akan separah anak yang belum divaksin sama sekali.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan